Kami akan coba mengurai beberapa faktor non-teknis yang patut di pertimbangkan sebelum menentukan pilihan kamera SLR yang akan dibeli:
Jika ayah saya memberi warisan lensa
Ya, jika ayah anda memberi warisan lensa dari time film, ini bisa mengubah keputusan. Beberapa kamera SLR computerized saat ini tetap kompatibel dengan lensa pada time kamera autofokus film. DSLR computerized merek Canon, Nikon, Pentax dan Minolta (sekarang Sony) akan kompatibel dengan lensa yang diperuntukkan untuk kamera SLR autofokus mereka di jaman film. Bawalah lensa tua tadi ke toko kamera untuk memastikan kompabilitas dengan kamera yang akan dibeli.
Kamera apakah yang sering dipakai teman – teman?
Kamera yang sering dipakai teman – teman juga bisa mempengaruhi keputusan kita. Jika teman-teman banyak memakai Canon, misalnya, belilah Canon. Jika mereka memakai Nikon, belilah Nikon. Ini akan memudahkan kita dalam kasus "meminjam lensa free." Sebuah trik dasar yang layak dicoba, namun lebih baik jika istilah-nya diganti menjadi "saling bertukar lensa." Jadi kita tidak modular dengkul saja.
Kemudahan dalam servis dan purna jual
Usahakan sebisa mungkin anda membeli kamera dari toko lokal di kota anda, kalaupun tidak usahakan membeli dari kota terdekat. Saat kamera butuh diservis atau di bersihkan sensornya misalnya, pelayanan akan lebih cepat dibandingkan harus mengirimkannya through paket dsb. Di samping itu, kita mungkin diperbolehkan meminjam complimentary kamera cadangan yang disediakan toko selama kamera diservis (karena servis kamera biasanya butuh waktu yang cukup lama). Hal ini kadang lebih penting dibanding selisih harga yang tidak terlalu banyak. Juga layak dipertimbangkan adalah seberapa baik reputasi sebuah produsen kamera melayani keluhan pelanggannya.
Berapa anggaran kita
Anggaran merupakan faktor penting dalam menentukan kamera yang akan dibeli. Berdamai-lah dengan uang, membangun sistem DSLR tidak hanya membutuhkan kamera, namun juga lensa dan beberapa aksesori penting lainnya (programming pengolah foto, komputer, tripod, channel, streak, tas kamera, batere cadangan dll). Kalau dikantong ada Rp.20 Juta, tidak bijak kalau semuanya dihabiskan untuk kamera saja. Membangun sistem DSLR adalah jalan panjang yang bisa menguras isi kantong jika tidak disiplin anggaran. Ada saran dari fotografer senior bahwa memiliki lensa yang berkualitas membuat foto kita lebih bagus dibanding jika memiliki kamera bagus namun lensanya jelek.
Seberapa serius anda
Penting ditanyakan adalah seberapa serius anda ingin terjun ke dunia fotografi. Jika sejak awal anda ingin terjun serius ke dalam fotografi, jangan jauh – jauh dari Nikon atau Canon. Kedua produsen ini adalah penguasa pasar kamera DSLR. Delapan dari 10 kamera SLR memiliki logo Canon atau Nikon di body-nya (masing-masing sekitar 40%). kenapa mereka bisa sebegitu dominan? jawabannya adalah karena mereka juga serius. Fotografer ace pada waktunya akan memerlukan lensa atau aksesori khusus untuk memenuhi kebutuhan kerjanya. Streak khusus large scale atau lensa 600mm dengan stabilizer misalnya, Nikon dan Canon menyediakan beragam aksesori yang bisa memenuhi kebutuhan kita, dan lebih penting lagi stok-nya tersedia di kota kita (atau withering tidak di Jakarta). Berbeda kalau kita tidak punya tuntutan "segila" itu, saya rasa salah satu dari 9 merek diatas akan mampu mencukupi kebutuhan kita.
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
0 komentar:
Post a Comment